Saturday, June 11, 2011

Entah Kenapa Ingin Posting Ini, Romantis sekali...

Puisi BJ Habibie utk almarhumah istrinya:
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ....
​BJ.HABIBIE

Sunday, June 5, 2011

dia


iya, dia...
dia yang kerap kali hadir dalam coretan catatan kuliah saya saat saya bosan
dia yang tak pernah sengaja terselip begitu saja dalam cerita-cerita saya hingga teman saya merasa jengah
dia yang selalu lalu lalang di kepala saya pada waktu saya kelaparan, saya kehujanan, saya kepanasan, saya kelimpungan.. haha.. saya terlalu banyak mengkhawatirkan dia "sudah makankah?""kehujanan kah?" atau apalah...
dia yang tak pernah alpa di layar ponsel dan komputer saya,,


itu, dia...
kadang, saya menyeka dia dalam tetesan air mata yang jatuh membasahi guling kesayangan saya
kadang, saya mengumpat dia dalam emosi cemburu yang sering tidak realistis
kadang, saya menyembunyikan dia di balik keangkuhan akan kata maaf, saat kita sama-sama terlibat perang dingin dunia ke-III dimana saya adalah partai oposisinya dan dia adalah pemerintahnya


iya memang itu dia...
selalu, hadir dengan bentuk titik dua kurung tutup atau titik dua bintang dalam setiap deringan ponsel saya dan tak pernah luput membubuhkan senyuman dibibir saya
selalu, hadir dalam kata-kata manis "aku sayang kamu" yang tak pernah meleset membuat rona merah dipipi saya
selalu, hadir dalam elusan lembut yang mendarat di kepala saya kemudian menjelma menjadi sebuah ketenangan


terimakasih, dia yang telah datang di hidup saya dan tanpa ragu menggandeng saya jalan disampingnya



saya menyayanginya. itu saja.

tirakatku malam ini...
jagalah perasaan sayang kami karenaMu dan indah seperti CintaMu
amin