Sunday, July 24, 2011

kita selamanya

 carla (*ibab/*sagu/*cece), ira(*iwa/*tiem/*nyet),tasya(*cha/*cadut/*tante)





My lovely friends and me on camera ^^


here we are! againts the world...

Monday, July 18, 2011

Hujan Ringkuh


Hujan sore ini mengajarkan sesuatu untuk nya

Disaat benda tajam itu mengelus elus tubunya
Disaat air mata itu jatuh entah untuk alasan apalagi
Terdengar sayup-sayup suara ditengah ributnya petir dan hujan
“eri... eri... eri...”
Suara parau dibalik jendela berhordeng hijau itu menyadarkannya
Kakinya tergerak untuk melangkah kedepan jendela kamarnya
Matanya dengan cepat menangkap sumber suara parau tadi
Ringkuh, Tua, Basah Kuyup, Kotak berisi uang yang erat ia pegang, karung putih yang hinggap kokoh dibahunya
Sontak tangisnya pecah menyaingi bisingnya angin dan hujan diluar kamarnya
Tangannya menggenggam erat besi besi jendela kamarnya
Cairan merah mengalir menyusuri lengannya yang sudah lama bercorak lukisan kepedihannya
Dia, berbalik arah, berlari, menggapai gagang pintu yang tak pernah terbuka
Lalu... terlalu tiba tiba
Langit langit putih atap kamarnya tiba tiba menguasai pandangannya
Gradiasi warna warni memenuhi jangkauan lensa matanya
Lalu gelap
Sayup sayup terdengar tangisan berubah menjadi lolongan ambulan
Lalu hening

Hangat mengelus elus pipinya yang merona kemerahan
Cahaya memaksa masuk celah kelopak matanya
Suara kicau burung mengajaknya menari mengimbangi ketukan nada nada kicau burung itu
Matanya terbuka ditemani geliat menyambut beberapa pasang mata yang cemas menanti ke”beradaan”nya
Pelukan, Belaian, Kecupan yang tak wajar baginya menyentuhnya
 Alisnya mengkerut kuat menolak namun hati dan jiwanya berkhianat untuk menerimanya
Air mata di pagi ini berbeda
Bahagia
Bukan air mata siang kemarin yang mengatasnamakan penolakan
Dan air mata sore itu, kakek dan kaleng recehan serta karung putihnya itu,
Kesadaran, Penyesalan, menyergapnya hingga tersungkur kedalam dirinya sendiri
Jika tak ada hujan itu, jika tak ada kakek itu
Dia. Masih. Mengukir tubuhnya sendiri dengan lukisan kepedihannya yang tak sekira
Sekarang
Dia. Sudah. Mengukir lukisan berbeda dalam senyumnya